Jumat, 03 Juni 2016

Mungkin Bunda Belum Mengerti

Kamu terlahir sebagai lelaki, tidak bisa disangkal. Ayah dan Bunda sudah paham akan seperti apa nanti saat kamu tumbuh dewasa sebagai lelaki. Kesukaanmu akan seperti kebanyakan lelaki pada umumnya. Pun soal hobimu nanti. Akan ada beberapa hal yang yang ayah suka, menurun kepadamu. Salah satunya perihal mendaki gunung.

Sebuah foto bergambar puncak gunung dengan latar hamparan pohon hijau bertopi awan tipis membangkitkan kenangan soal hobi lama ayah sebagai pendaki gunung amatir. Maka ayah tidak akan heran kelak kamu akan memiliki hobi mendaki gunung, seperti kebanyakan lelaki dewasa sejak dulu. Ayah sangat mengerti keasyikan dan kenikmatannya. Menyeruput segelas teh panas dipuncak gunung sambil memandang bumi yang terlihat mencekung, harus kamu rasakan. Tapi dengan syarat, bunda memberikan izin.

Bundamu, termasuk orang yang rentan khawatir. Terutama kepada orang-orang yang dicintainya. Maka ayah tidak menolak secara berlebihan saat menikah, bunda memberikan larangan kepada ayah untuk terus mendaki. Ayah sudah berikan banyak penjelasan terkait teknik keselamatan, gunung dengan jalur pendakian paling aman, tapi bunda masih berat untuk mengizinkan.

Ayah mencintai bunda. Dan kebahagiaan untuk membuat bunda tidak khawatir adalah kebahagiaan ayah. Tak mengapa bunda melarang suami yang dicintainya pergi. Meski mungkin terlalu jauh bagimu untuk mendengarnya, tapi ketika menikah maka kompromi adalah sebuah konsep yang sempurna untuk menjalankan pernikahan. 

Bunda mungkin belum mengerti dan tidak bisa berhenti khawatir jika ayah atau kamu ingin pergi mendaki. Tapi kamu sebagai anaknya dan ayah sebagai suaminya harus mengerti, tidak elok bagi laki-laki untuk membikin perasaan perempuan tercinta kita merasa khawatir dan ditinggalkan sendiri. Menjadi lelaki bukan hanya soal meraih mimpi ego saat muda, tapi soal memberikan rasa nyaman pada orang yang kita cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;