Senin, 13 Februari 2012

Dear Anakku


11 Februari 2012
Dear Anakku
Awal ayah dan bunda menyadari kehadiranmu adalah 2 garis merah pada testpack, alat untuk mengetahui kondisi wanita hamil atau tidak. Satu garis merah negatif hamil, dua garis merah berarti positif hamil. Ayah dan bunda sampai dua kali menggunakan testpack untuk memastikan dan dua kali pula ayah dan bunda bersorak kegirangan.

Ketika ayah menulis ini, kamu sedang menendangi dan memukuli perut bunda siang dan malam karena sekarang umurmu 7 bulan di dalam kandungan. Hasilnya bunda meringis siang malam dan tertawa kegelian siang malam sementara ayah cuma bisa membayangkan apa yang dirasakan bunda. Sering bunda menawarkan ayah untuk merasakan tendangan dan pukulan kamu dengan meraba perut bunda dan hasilnya ayah ngilu rasanya merasakan tangan atau kakimu hanya dibatasi kulit  perut dengan tangan ayah sendiri dan rasanya ajaib. Memilikimu adalah keajaiban buat ayah dan bunda.

Dear Anakku
Seharusnya ayah menulis tentangmu sejak awal tapi baru di bulan ketujuh ayah bisa menuliskannya dengan harapan ketika kamu sudah besar dan pandai membaca (Ayah harap kamu hobi membaca, seperti ayah) maka kamu bisa membaca sejarahmu sejak kamu dalam kandungan. Ingatan manusia mempunyai batas dan selalu diserang lupa, jadi dengan menuliskannya semoga kamu tetap tahu sejarah kamu sendiri ketika ayah dan bunda sudah pikun karena menua.

Dear Anakku
Kamu adalah lelaki, kata dokter Anita di RS Qadr. Bulan lalu bunda masuk rumah sakit karena asam lambungnya naik tinggi sekali. Ayah sempat khawatir dengan bunda dan kamu, semoga kalian diberkahi keselamatan dan kesehatan sepanjang hidup. Ingatlah untuk menjaga selalu kesehatanmu. Ayah dan bunda sudah memilih satu nama untukmu, nama yang ayah jadikan alamat blog ini. Semoga nama ini menjadi nama yang menggambarkan kamu sebagai anak kebanggaan ayah dan bunda. Kamu akan tahu arti namamu dengan syarat kamu harus menanyakannya sendiri ke ayah dan bunda.

Dear Anakku
Kisahmu akan segera dimulai begitu kamu lahir, dan ayah akan mencatat kisahmu sampai ayah tak mampu lagi menuliskannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;